Laman

19/12/14

And d'Dreams goes..

Aku. Dia. Entah kapan menjadi kami. Namun mimpi mewujud seolah nyata. Jelas, seperti tulisan spidol besar di atas kertas. Terang, dari pada sunset kala petang. Indah, bukan sekadar retorika sampah.

Kami mengagumi langit malam dan seisinya.  Taburan permata. Kilauan-kilauan. Gugus bintang. Benda tak bernama. Teman dari dunia berbeda. Kejutan-kejutan yang tak bosan untuk ditunggu.

Kami seirama dalam alunan rastafara. Damai dan cinta. Pasir pantai menyapa. Angin bergelayut manja. Api unggun penghangat raga. Gitar dan nada-nada. Cerita. Canda. Cigar..ah semoga.

Kami harmoni di atas ketinggian. Panasnya sang surya. Awan yang berarak. Gunung tertutup kabut. Pohon berbaris. Rumput hijau. Putih ilalang. Hembus udara. Usapan di kepala.

Kami tertarik pada hal-hal simpel. Sesuatu yang sederhana. Momen yang sering dilewatkan. Keadaan yang mungkin tak pernah terlintas dipikiran orang. Jejeran pohon serupa lorong labirin. Pekat gelap. Lampu jalan. Tarian asap. Aroma tubuh. Ukiran alis. Gerakan tak sadar. Dan.."Gak usah digabung, nanti aja", haha aku menyimak.

Kami padu dalam senyap. Diantara orang-orang yang lelap. Gemercik kolam koi. Rasa yang menuntun. Nikmat yang terhimpun.

Mungkin kami tak bisa menjadi bagian dari satu sama lain. Tapi kami saling memberi arti. Mewujud mimpi. Menyemat kenang.

Antara aku dan dia.
Kata tak mewakili.
Tatap bawa arti.
Malam jadi saksi.

JR

13/12/14

End of The Dreams

Jika kita bertanya bahagia itu sampai kapan? Ya sampai kita merasa senang, jika senang berakhir namanya sudah bukan bahagia.

Bahagia katanya bisa didapat dari apa saja. Ya, nampaknya begitu, tapi tidak senang juga bisa didapat dari apa aja. Aku gak bilang itu penderitaan. It just a...something that..annoying.

(have a good dream (rose))

Ok thanks, but I think It's all over...

PS: after that moment, all around seems like uncomfortable.